NADYA SAFITRI XI IPA3
AGAMA
ROBI'ATUL ADAWIYAH - WANITA-WANITA ISTIMEWA VII
Kelahiran Sang ratu Cinta lahir dalam kemiskinan yang sangat,
Tak ada kain untuk menyelimuti dirinya, Tak ada minyak setetespun untuk pemoles
pusarnya, Tak ada lampu untuk menerangi kelahirannya, Ia adalah putri ke empat,
Maka disebutlah Robi’ah. Sang ayah menekur sedih memikirkan hal ini, Mau pinjam
ataupun minta, sudah menjadi pantangan bagi dirinya. Semuanya digantungkannya
pada Alloh, Dalam kesedihan ia bermimpi, Bertemu sang Nabi yang menghibur hati,
“Temuilah Gubernur Basrah, dan katakan, “Setiap malam engkau kirimkan sholawat
100 kali kepadaku, dan setiap malam Jum’at 400 kali, Kemarin adalah malam
jum’at dan engkau lupa mengerjakannya.Sebagai penebus kelalaianmu itu,
berikanlah kepada orang ini 400 dinar, Yang telah engkau peroleh dengan
halal."Gubernurpun memberikan apa yang dikehendaki oleh Nabi,Ditambah
dengan 2000 dinar bagi sedekah orang miskin, Cukuplah sudah untuk kebutuhan
keluarga Robi’ah.Sampai keadaan berbicara lain, Bencana kelaparan melanda
Basrah.Seorang penjahat menculik Robiah,Untuk kemudian dijual dipasar
budak.Dengan harga 6 dirham, Majikan membelinya dan memberikannya tugas-tugas
yang berat. Siang hari Robiah bekerja sambil berpuasa, Malam harinya dihabiskan
untuk mujahadah dan muajahah dengan Rob-nya.Kedekatan beralih menuju ke
aqroban,Keaqroban membawanya kepada kerinduan Dan kerinduan telah
mengantarkannya pada cintanya pada Tuhannya.
“Aku adalah milikNya. Aku hidup dibawah naunganNya. Aku lepaskan segala sesuatu yang telah kuperoleh kepadaNya. Aku telah mengenalNya, sebab aku menghayati”
Satu malam yang dingin, Sang majikan merasakan kegelisahan dalam hatinya. Maka iapun berjalan kebelakang rumah, Memeriksa sekelilingnya, Memeriksa kunci-kunci rumahnya, Dan ketika ia sampai didekat gudang tempat Robi’ah tinggal, Kekagetannya membuat ia sendiri gugup, Lampu yang semula dipegangnya kini terlempar entah kemana.Bagaimana tidak, Ketika ia melongokkan kepalanya ke dalam ruang tempat robiah beristirahat, Ia sedang melihat robiah menjalankan sholat, Dan….. Dan di atasnya tampak cahaya yang terang benderang.Bukan lampu sebab cahaya itu tidak bergantung kepada suatu apapun. Keesokan harinya, Robi’ah dipanggil, Majikannya menyampaikan keinginannya. Ia membebaskan Robiah sebagai budak.Kini Robi’ah merdeka. Meski sang majikan berharap Robiah mau untuk tinggal dirumahnya, tapi ia memilih untuk pergi menjauhi masyarakat sekitar.Dan ia menemukan sebuah gua agak dipinggir desa. Tinggallah ia di sana. Suatu hari di musim semi, Robi’ah memasuki tempat tinggalnya, Kemudian ia melongok keluar sebab pelayannya berseru, “Ibu, keluarlah dan saksikanlah, apa yang telah dilakukan oleh sang Pencipta” “Lebih baik engkaulah yang masuk kemari”“dan saksikanlah sang Pencipta itu sendiri.Aku sedemikian asyik menatap sang Pencipta, sehingga apa peduliku lagi terhadap ciptaan-ciptaanNya ?” sahut Robiah dari dalam.Suatu malam sebab terlalu letih, ia tertidur. Seorang maling menyelusup masuk ke dalam rumahnya,Dan mencuri cadarnya. Tetapi, tak ditemuinya pintu keluar. Cadar diletakkan, pintu keluar terlihat. Cadar dibawa, pintu keluar tak terlihat lagi, Terdengarlah suara, “Hai manusia, tiada gunanya engkau mencoba-coba.Sudah bertahun-tahun Robi’ah mengabdi kepada Kami. Syaitan sendiri tidak berani datang menghampirinya. Tetapi betapakah seorang maling berani mencoba-coba untuk mengambil cadarnya. Pergilah dari sini. Jika seorang sahabat sedang tertidur, maka sang Sahabat bangun dan berjaga-jaga”
Ketika seorang sahabat mengantarkan seorang kaya yang ingin memberikan uang emasnya pada Robiah, Robiah berkata,“Dia telah menafkahi orang-orang yang menghujjahNya.Apakah Dia tidak akan menafkahi orang-orang yang mencintaiNya ? Sejak aku mengenalNya, aku telah berpaling dari manusia ciptaanNya. Aku tidak tahu apakah kekayaan seseorang itu halal atau tidak, Maka betapakah aku dapat menerima pemberiannya ?Dimalam-malam hari yang sepi dan sunyi, Dalam kerinduannya dengan sang Maha Pencipta, Robiah bergumam sambil bersujud, “Ya Alloh, apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di dunia ini, berikanlah kepada musuh-musuhMu. Dan apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di akhirat nanti,Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu, Karena Engkau sendiri cukuplah bagiku”“Ya Alloh, semua jerih payahku dan semua hasratku diantara kesenangan-kesenangan dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau. Dan diakhirat nanti, diantara segala kesenangan akhirat, Adalah berjumpa denganMu. Begitulah halnya dengan diriku, Seperti yang telah kukatakan.Kini berbuatlah seperti yang Engkau kehendaki”Rabi'atul Adawiyah merupakan salah seorang srikandi agung dalam Islam.Beliau terkenal dengan sifat wara' dan sentiasa menjadi rujukan golongan cerdik pandai karena beliau tidak pernah kehabisan hujjah.Ikutilah antara kisah-kisah teladan tentang beliau..
“Aku adalah milikNya. Aku hidup dibawah naunganNya. Aku lepaskan segala sesuatu yang telah kuperoleh kepadaNya. Aku telah mengenalNya, sebab aku menghayati”
Satu malam yang dingin, Sang majikan merasakan kegelisahan dalam hatinya. Maka iapun berjalan kebelakang rumah, Memeriksa sekelilingnya, Memeriksa kunci-kunci rumahnya, Dan ketika ia sampai didekat gudang tempat Robi’ah tinggal, Kekagetannya membuat ia sendiri gugup, Lampu yang semula dipegangnya kini terlempar entah kemana.Bagaimana tidak, Ketika ia melongokkan kepalanya ke dalam ruang tempat robiah beristirahat, Ia sedang melihat robiah menjalankan sholat, Dan….. Dan di atasnya tampak cahaya yang terang benderang.Bukan lampu sebab cahaya itu tidak bergantung kepada suatu apapun. Keesokan harinya, Robi’ah dipanggil, Majikannya menyampaikan keinginannya. Ia membebaskan Robiah sebagai budak.Kini Robi’ah merdeka. Meski sang majikan berharap Robiah mau untuk tinggal dirumahnya, tapi ia memilih untuk pergi menjauhi masyarakat sekitar.Dan ia menemukan sebuah gua agak dipinggir desa. Tinggallah ia di sana. Suatu hari di musim semi, Robi’ah memasuki tempat tinggalnya, Kemudian ia melongok keluar sebab pelayannya berseru, “Ibu, keluarlah dan saksikanlah, apa yang telah dilakukan oleh sang Pencipta” “Lebih baik engkaulah yang masuk kemari”“dan saksikanlah sang Pencipta itu sendiri.Aku sedemikian asyik menatap sang Pencipta, sehingga apa peduliku lagi terhadap ciptaan-ciptaanNya ?” sahut Robiah dari dalam.Suatu malam sebab terlalu letih, ia tertidur. Seorang maling menyelusup masuk ke dalam rumahnya,Dan mencuri cadarnya. Tetapi, tak ditemuinya pintu keluar. Cadar diletakkan, pintu keluar terlihat. Cadar dibawa, pintu keluar tak terlihat lagi, Terdengarlah suara, “Hai manusia, tiada gunanya engkau mencoba-coba.Sudah bertahun-tahun Robi’ah mengabdi kepada Kami. Syaitan sendiri tidak berani datang menghampirinya. Tetapi betapakah seorang maling berani mencoba-coba untuk mengambil cadarnya. Pergilah dari sini. Jika seorang sahabat sedang tertidur, maka sang Sahabat bangun dan berjaga-jaga”
Ketika seorang sahabat mengantarkan seorang kaya yang ingin memberikan uang emasnya pada Robiah, Robiah berkata,“Dia telah menafkahi orang-orang yang menghujjahNya.Apakah Dia tidak akan menafkahi orang-orang yang mencintaiNya ? Sejak aku mengenalNya, aku telah berpaling dari manusia ciptaanNya. Aku tidak tahu apakah kekayaan seseorang itu halal atau tidak, Maka betapakah aku dapat menerima pemberiannya ?Dimalam-malam hari yang sepi dan sunyi, Dalam kerinduannya dengan sang Maha Pencipta, Robiah bergumam sambil bersujud, “Ya Alloh, apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di dunia ini, berikanlah kepada musuh-musuhMu. Dan apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di akhirat nanti,Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu, Karena Engkau sendiri cukuplah bagiku”“Ya Alloh, semua jerih payahku dan semua hasratku diantara kesenangan-kesenangan dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau. Dan diakhirat nanti, diantara segala kesenangan akhirat, Adalah berjumpa denganMu. Begitulah halnya dengan diriku, Seperti yang telah kukatakan.Kini berbuatlah seperti yang Engkau kehendaki”Rabi'atul Adawiyah merupakan salah seorang srikandi agung dalam Islam.Beliau terkenal dengan sifat wara' dan sentiasa menjadi rujukan golongan cerdik pandai karena beliau tidak pernah kehabisan hujjah.Ikutilah antara kisah-kisah teladan tentang beliau..
Karamah dan Keutamaan Robi'atul Adawiyah
Suatu malam yang sunyi sepi, di kala masyarakat sedang
nyenyak tidur, seorang pencuri telah mencoba masuk ke dalam pondok Rabi'atul
Adawiyah. Namun setelah mencari sesuatu sekeliling berkali-kali, dia tidak
menemui sebuah benda berharga kecuali sebuah kendi untuk berwudu', itupun
jelek. Lantas si pencuri tergesa-gesa untuk keluar dari pondok tersebut.
Tiba-tiba Rabi'atul Adawiyah menegur si pencuri tersebut, "Hei, jangan keluar sebelum kamu mengambil sesuatu dari rumahku ini." Si pencuri tersebut terperanjat karena dia menyangka tidak ada penghuni di pondok tersebut. Dia juga merasa heran karen baru kali ini dia menemui tuan rumah yang begitu baik hati seperti Rabi'tul Adawiyah.Kebiasaannya tuan rumah pasti akan menjerit meminta tolong apabila ada pencuri memasuki rumahnya, namun ini lain, "Silahkan ambil sesuatu." kata Rabiatul Adawiyah lagi kepada pencuri tersebut. "Tiada apa-apa yang boleh aku ambil dari rumah mu ini." kata si pencuri berterus-terang.
"Ambillah itu!" kata Rabi'atul Adawiyah sambil menunjuk pada kendi yang jelek tadi. "Ini hanyalah sebuah kendi jelek yang tidak berharga." Jawab si pencuri.
"Ambil kendi itu dan bawa ke bilik air. Kemudian kamu ambil wudhu' menggunakan kendi itu. Selepas itu solatlah 2 rakaat. Dengan demikian, engkau telah mengambil sesuatu yang sangat berharga daripada pondok jelekku ini." Balas Rabi'tul Adawiyah.
Mendengar kata-kata itu, si pencuri tadi berasa gementar. Hatinya yang selama ini keras, menjadi lembut seperti terpukau dengan kata-kata Rabi'tul Adawiyah itu. Lantas si pencuri mengamibl kendi jelek itu dan dibawa ke bilik air, lalu berwudhu' menggunakannya.Kemudian dia menunaikan solat 2 rakaat. Ternyata dia merasakan suatu kemanisan dan kelazatan dalam jiwanya yang tak pernah dirasa sebelum ini. Rabi'atul Adawiyah lantas berdoa, "Ya Allah, pencuriini telah mencoba masuk ke rumahku. Akan tetapi dia tidak menemui sebuah benda berharga untuk dicuri.Kemudian aku suruh dia berdiri dihadapan-Mu. Oleh itu janganlah Engkau halangi dia daripada memperolehnikmat dan rahmat-Mu."
Pada suatu hari, sekumpulan golongan cerdik pandai telah datang ke rumah Rabi'atul Adawiyah. Tujuan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menguji beliau dengan perbagai persoalan. Malah mereka telah mempersiapkan dengan satu persoalan yang menarik. Mereka menaruh keyakinan yang tinggi, karena selama ini Rabi'atul Adawiyah tidak pernah kekurangan hujah. "Wahai Rabi'atul Adawiyah, semua bentuk kebajikan yang tinggi-tinggi telah dianugerahkan oleh Allah kepada kaum lelaki, namun tidak kepada kaum wanita."Ketua rombongan itu memulai bicara."Buktinya?" Balas Rabi'atul Adawiyah.
"Buktinya ialah, mahkota kenabian dan Rasul telah dianugerahkan kepada kaum lelaki.Malah mahkota kebangsawanan juga dikurniakan kepada kaum lelaki.Paling penting, tidak ada seorang wanita pun yang telah diangkat menjadi Nabi atau Rasul, malah semuanya dari golongan lelaki." Jawab mereka pula dengan yakin.
"Memang betul pendapat tuan-tuan sekalian. Akan tetapi harus diingat bahwa sejahat-jahat pangkat ada pada kaum lelaki juga. Siapa yang mengagung-agungkan diri sendiri? Siapa yang begitu berani mendakwakan dirinya sebagai Tuhan? Dan siapa pula yang berkata :"Bukankah aku ini tuhanmu yang mulia?" Dengan tenang, Rabi'atul Adawiyah membalas hujah mereka sambil merujuk kepada Firaun dan Namrud.
Kemudian Rabi'atul Adawiyah menambah lagi, "Anggapan dan ucapan seperti itu tidak pernah keluar dari mulut seorang wanita. Malah semuanya dilakukan oleh kaum lelaki."
Tiba-tiba Rabi'atul Adawiyah menegur si pencuri tersebut, "Hei, jangan keluar sebelum kamu mengambil sesuatu dari rumahku ini." Si pencuri tersebut terperanjat karena dia menyangka tidak ada penghuni di pondok tersebut. Dia juga merasa heran karen baru kali ini dia menemui tuan rumah yang begitu baik hati seperti Rabi'tul Adawiyah.Kebiasaannya tuan rumah pasti akan menjerit meminta tolong apabila ada pencuri memasuki rumahnya, namun ini lain, "Silahkan ambil sesuatu." kata Rabiatul Adawiyah lagi kepada pencuri tersebut. "Tiada apa-apa yang boleh aku ambil dari rumah mu ini." kata si pencuri berterus-terang.
"Ambillah itu!" kata Rabi'atul Adawiyah sambil menunjuk pada kendi yang jelek tadi. "Ini hanyalah sebuah kendi jelek yang tidak berharga." Jawab si pencuri.
"Ambil kendi itu dan bawa ke bilik air. Kemudian kamu ambil wudhu' menggunakan kendi itu. Selepas itu solatlah 2 rakaat. Dengan demikian, engkau telah mengambil sesuatu yang sangat berharga daripada pondok jelekku ini." Balas Rabi'tul Adawiyah.
Mendengar kata-kata itu, si pencuri tadi berasa gementar. Hatinya yang selama ini keras, menjadi lembut seperti terpukau dengan kata-kata Rabi'tul Adawiyah itu. Lantas si pencuri mengamibl kendi jelek itu dan dibawa ke bilik air, lalu berwudhu' menggunakannya.Kemudian dia menunaikan solat 2 rakaat. Ternyata dia merasakan suatu kemanisan dan kelazatan dalam jiwanya yang tak pernah dirasa sebelum ini. Rabi'atul Adawiyah lantas berdoa, "Ya Allah, pencuriini telah mencoba masuk ke rumahku. Akan tetapi dia tidak menemui sebuah benda berharga untuk dicuri.Kemudian aku suruh dia berdiri dihadapan-Mu. Oleh itu janganlah Engkau halangi dia daripada memperolehnikmat dan rahmat-Mu."
Pada suatu hari, sekumpulan golongan cerdik pandai telah datang ke rumah Rabi'atul Adawiyah. Tujuan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menguji beliau dengan perbagai persoalan. Malah mereka telah mempersiapkan dengan satu persoalan yang menarik. Mereka menaruh keyakinan yang tinggi, karena selama ini Rabi'atul Adawiyah tidak pernah kekurangan hujah. "Wahai Rabi'atul Adawiyah, semua bentuk kebajikan yang tinggi-tinggi telah dianugerahkan oleh Allah kepada kaum lelaki, namun tidak kepada kaum wanita."Ketua rombongan itu memulai bicara."Buktinya?" Balas Rabi'atul Adawiyah.
"Buktinya ialah, mahkota kenabian dan Rasul telah dianugerahkan kepada kaum lelaki.Malah mahkota kebangsawanan juga dikurniakan kepada kaum lelaki.Paling penting, tidak ada seorang wanita pun yang telah diangkat menjadi Nabi atau Rasul, malah semuanya dari golongan lelaki." Jawab mereka pula dengan yakin.
"Memang betul pendapat tuan-tuan sekalian. Akan tetapi harus diingat bahwa sejahat-jahat pangkat ada pada kaum lelaki juga. Siapa yang mengagung-agungkan diri sendiri? Siapa yang begitu berani mendakwakan dirinya sebagai Tuhan? Dan siapa pula yang berkata :"Bukankah aku ini tuhanmu yang mulia?" Dengan tenang, Rabi'atul Adawiyah membalas hujah mereka sambil merujuk kepada Firaun dan Namrud.
Kemudian Rabi'atul Adawiyah menambah lagi, "Anggapan dan ucapan seperti itu tidak pernah keluar dari mulut seorang wanita. Malah semuanya dilakukan oleh kaum lelaki."
Suatu hari, Rabi'atul Adawiyah merlihat seorang sedang berjalan-jalan dengan kepalanya berbalut sambil meminta simpati dari orang banyak. Karena ingin tahu sebabnya orang itu berbuat demikian, Rabi'atul Adawiyah bertanya, "Wahai hamba Allah! Mengapa engkau membalut kepalamu begini rupa?" "Kepalaku sakit." Jawab orang itu dengan singkat."Sudah berapa lama?" Tanya Rabi'atul Adawiyah lagi."Sudah sekian hari." Jawabnya dengan tenang.Lantas Rabi'atul Adawiyah bertanya lagi,"Berapa usiamu sekarang?" Orang itu menjawab,"Sudah 30 tahun" "Bagaimana keadaanmu selama 30 tahun itu?" Tanyabeliau lagi."Alhamdulillah, sehat-sehat saja." Jawabnya."Apakah kamu memasang sesuatu tanda di badanmu bahwa kamu sehat selama ini?" Tanya Rabi'atul Adawiyah."Tidak." Jawab orang itu ragu-ragu."Masya Allah, selama 30 tahun Allah telah menyehatkan tubuh badanmu, tetapi kamu langsung tidak memasang sesuatu tanda untuk menunjukkan kamu sehat sebagaitanda bersyukur kepada Allah. Jika sebaliknya, pasti manusia akan bertanya kepada kamu sebabnya kamu sangat gembira. Apabila mereka mengetahui nikmat Allah kepadamu, diharapkan mereka akan bersyukur dan memuji Allah." Jelas Rabi'atul Adawiyah."Akan tetapi, kini apabila kamu mendapat sakit sedikit, kamu balut kepalamu dan kemudian pergi kesana sini bagi menunjukkan sakitmu dan kekasaran Allah terhadapmu kepada orang banyak Mengapa kamu berbuat hina seperti itu?" Sambung Rabi'atul Adawiyah lagi.Orang yang berbalut kepalanya itu hanya diam seribu bahasa dan tertunduk malu dengan perlakuannya. Kemudian dia segera meninggalkan Rabi'atul Adawiyah dengan perasaan kesal dan insaf.
“Ya Alloh, jika aku menyembah-Mu karena takut kepada neraka, bakarlah aku di dalam neraka; dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, campakkanlah aku dari dalam surga; tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan WajahMu yang abadi kepadaku”
HIKMAHNYA :
- Kita hanyalah titipan semata di dunia ini , kita hidup dibawah naungan ALLAH olehsebabitu, kita harus ikhlas jika yang sudah kita peroleh itu di ambil olehNya .
- jika kita megakrabkan diri atau mendekatkan diri kepada ALLAH niscaya ALLAH akan memberikan jalan terbaik untuk kita
- jika kita melakukan hal yang tidak sepantasnya maka ALLAH akan memberikan hukuman atas perbuatan kita dan dapat dipastikan ALLAH juga akan memaafkan kesalahan yang kita perbuat
- Bukan hanya lelaki saja yang bisa menjadi teladan namun wanita pun dapat menjadi seperti mereka
- kita harus mensyukuri nikamat yang telah ALLAH berikan kepada kita , jangan lah kita mengeluh dan putus asa dengan keadaan tapi berjuanglah dengan keadaan
Dari hikmah
diatas, kita dapat tahu bahwa tidak semua orang dapat melakukannya , namun
berdasarkan cerita diatas tentang perbuatan yang dilakukan oleh ROBI'ATUL
ADAWIYAH dapat kita terapkan di zaman sekarang karena pada akhirnya kita akan
kembali lagi kepada Sang Pencipta yang telah memberikan apa yang kita inginkan
selama di dunia . olehkarenaitu, kita sebagai makhuk ciptaanNya harus menaati
segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya .
SEMOGA KITA
MENJADI MAKHUK YANG SELALU TAAT KEPADA ALLAH DAN MENJADI TAULADAN BAGI
SAUDARA-SAUDARA KITA AMIN J
0 komentar to tugas agama KISAH ROBI'ATUL ADAWIYAH :
Posting Komentar